Abi dan Ummi yang sudah dianugerahi oleh Allah Swt. putra dan putri sebagai harta dan titipan terindah tentu ingin melakukan dan memberikan yang terbaik untuk buah hati tercinta, terutama memberikan pendidikan yang terbaik. Semua orang tua tentu ingin mengupayakan berbagai cara mendidik anak menurut Islam sehingga nantinya putra putri mereka yang saleh berbakti kepada orang tua, berakhlak mulia, dan berilmu. Nabi Muhammad saw. bersabda, “Anak yang saleh adalah bunga surga.” Anak yang saleh dan berilmu merupakan perhiasan hidup serta penerus cita-cita dan harapan orang tua di masa mendatang.
Abi dan Ummi tentu bahagia melihat pertumbuhan putra-putri dari waktu ke waktu. Menemani dan mendampingi sepanjang hari dengan tingkah polah mereka selalu menjadi hal yang menyenangkan dan membahagiakan. Setiap orang tua juga pasti akan bangga ketika putra-putri berprestasi dalam bidang akademik dengan harapan mereka dapat meraih cita-cita yang menjadi bagian dari harapan setiap orang tua.
Sebagaimana yang telah disampaikan sebelumnya, setiap orang tua akan selalu berusaha untuk mendidik anak sesuai Islam dengan cara terbaik dalam menjadikan putra-putri mereka menjadi anak yang saleh dan berilmu. Namun, perlu Abi dan Ummi pahami bahwa kegiatan mendidik anak paling dasar terjadi ketika anak belajar dengan cara melihat dan merasakan keadaan sekitar di ruang lingkup keluarga. Proses belajar buah hati tidak hanya terjadi di lingkungan sekolah, bahkan keluarga menjadi ruang lingkup utama dan dasar bagi orang tua bertanggung jawab dalam mendidik dan mempersiapkan anak untuk menjadi insan yang baik dalam masyarakat serta berkontribusi dengan kemampuan mereka yang bermanfaat bagi lingkungan sekitar.
Sejalan dengan pandangan Islam yang berpendapat tentang pentingnya keluarga sebagai tempat bagi anak menghabiskan sebagian kehidupan awalnya dan belajar banyak hal tentang iman dan akhlak dari orang tua sebagai pendidik utama, Dorothy Law Nothle menyampaikan peran penting keluarga dalam mendidik anak sebagai berikut. “Anak belajar dari kehidupannya. Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia akan belajar memaki. Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia akan belajar rendah diri. Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia akan belajar menahan diri. Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia akan belajar percaya diri. Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia akan belajar menghargai. Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia akan belajar menaruh kepercayaan. Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baik perlakuan, ia akan belajar keadilan. Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, ia akan belajar menyesali diri. Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, ia akan belajar menemukan cinta dalam kehidupan.”
Abi dan Ummi sebagai orang tua dan pendidik utama buah hati di lingkungan keluarga perlu mengetahui dan memahami 4 fase dalam mendidik anak menurut Islam. Abi dan Ummi dapat mengetahui ilmu yang harus diberikan kepada anak sesuai melalui fase kehidupan dengan cara yang sesuai. Berikut adalah 4 fase dalam mendidik anak menurut Islam.
1. Fase Pertama: Dalam Kandungan
Ummi hamil
Buah hati perlu diberi stimulan-stimulan positif sejak dalam kandungan.
Sebagaimana kita tahu, Allah Swt. meniupkan ruh ke dalam rahim ibu ketika janin memasuki usia 4 bulan. Dengan ditiupkannya ruh oleh Allah Swt., janin telah menjadi makhluk yang tumbuh, berkembang, serta sudah mulai dapat mendengar dan merasakan. Oleh karena itu, walaupun masih dalam kandungan ibu, buah hati perlu diberikan stimulan-stimulan positif. Berikan pendidikan dasar agama dengan memperkenalkan buah hati kepada Allah Swt. dengan cara memperbanyak membaca Alquran dan mendengarkan selawat atau lagu-lagu Islam. Dengan begitu, buah hati sudah belajar untuk mengenal Sang Pencipta sejak dini. Kita tahu bahwa ahli medis pun sependapat bahwa stimulan positif yang berasal dari lagu klasik maupun ucapan yang baik akan merangsang pertumbuhan.
2. Fase Kedua: Setelah Lahir
Sejak anak lahir
Setelah bayi lahir, berikan ia nama islami yang baik baginya.
Ketika buah hati lahir, tentunya Abi dan Ummi belum bisa mendidik anak secara langsung dengan memberikan penjelasan. Pada fase ini, orang tua dapat memberikan nama dengan arti yang baik sebagai doa yang melekat pada diri buah hati. Dengan memiliki nama yang baik sebagai doa diharapkan anak sudah dididik secara tidak langsung untuk menjadi insan sesuai dengan harapan orang tuanya. Sebagai bayi yang belum bisa melakukan banyak hal, orang tua harus senantiasa merawat dan menyayangi buah hati dengan sebaik mungkin karena secara langsung ataupun tidak langsung, kasih sayang kedua orang tua adalah cara terbaik bagi anak untuk mempelajari cinta dari orang terdekat.
3. Fase Ketiga: Masa Kanak-Kanak
Muslimah anak
Bacakan Alquran dan selawat sebelum anak tidur.
Masa kanak-kanak yang dimulai ketika selesainya masa menyusui hingga anak usia tujuh tahun merupakan masa emas pertumbuhan buah hati. Pada fase ini, anak yang sudah bisa berbicara, berjalan, dan beraktivitas akan mempelajari banyak hal dan meresponya secara langsung. Mendidik anak dengan ajaran agama harus terus dilakukan hingga akhir hayat. Jika pada masa kehamilan anak diperkenalkan ajaran agama dengan memperdengarkan bacaan Alquran secara tidak langsung melalui perut ibu, Abi dan Ummi bisa membacakan bacaan Alquran dan selawat secara langsung ketika malam hari sebelum buah hati tidur. Didiklah buah hati untuk beribadah sejak dini dengan mengajak mereka ke masjid untuk salah berjamaaah. Walaupun buah hati belum mengerti tentang salah dan ibadah, secara tidak langsung mereka akan melihat dan belajar tentang hal itu.
Selanjutnya mendidik anak dengan tuntunan akhlak yang baik dengan membacakan dongeng-dongeng nabi yang di dalamnya terdapat pelajaran akhlak nabi sebagai contoh suri teladan terbaik bagi anak. Ajarkan anak untuk bersikap santun dan patuh kepada orang tua dengan cara menghargai anak karena dengan dihargai, anak akan belajar untuk menghormati orang tua. Di samping ajaran-ajaran pokok di atas, Abi dan Ummi tidak boleh melupakan aspek bermain bagi anak-anak. Masa kanak-kanak merupakan fase saat buah hati memang harus banyak bermain. Jadi, biarkan buah hati bermain dengan leluasa dan bersenang-senang dengan dampingan orang tua.
4. Fase Keempat: Masa Remaja
Remaja putri
Orang tua harus mengawasi anak dengan baik untuk mempelajari hal-hal baru dalam lingkungan sosial.
Masa remaja dimulai pada usia tujuh tahun hingga empat belas tahun. Pada fase ini, anak mulai meninggalkan masa kanak-kanak dengan perbedaan pola pikir yang tidak lagi meniru hal-hal di sekitar. Anak mulai berfikir tentang diri dan memahami alam sekitar dengan kegiatan mereka yang banyak berada di luar rumah. Abi dan Ummi hendaklah mengetahui bahwa dalam mendidik anak pada masa remaja, dibutuhkan pemenuhan kebutuhan fisik, psikis, penerimaan diri anak oleh masyarakat, perhatian serta penghormatan terhadap anak, penyaluran bakat yang diminati oleh anak, serta pemikiran dan wacana yang dipelajari oleh anak.
Selain itu, masa remaja menjadi fase di mana anak mulai bergaul secara luas dengan orang-orang baru dari lingkungan sekolah maupun kegiatan di luar sekolah. Tentu saja hal ini memerlukan pengawasan yang ketat dari orang tua untuk menjaga anak dari pergaulan dan pengaruh yang tidak baik. Anak juga memerlukan dukungan yang kuat dari orang tua untuk belajar dan mengembangkan bakat yang dimiliki. Orang tua hendaknya mampu mengawasi anak dengan baik tanpa mengekang mereka untuk mempelajari hal-hal baru dalam lingkungan sosial. Hal ini dapat dilakukan dengan selalu berbagi cerita dan mendekati mereka layaknya sahabat yang dapat leluasa berbagi cerita tanpa rasa canggung dan sungkan.
keluarga islami
Tujuan mendidik anak adalah terciptanya keluarga harmonis.
Dengan begitu besar dan pentingnya peran orang tua dalam pendidikan anak, Abi dan Ummi perlu memerhatikan 4 fase dalam mendidik anak menurut Islam di atas yang dimulai dari lingkup keluarga. Selain tujuan utama untuk menjadikan anak menjadi insan yang saleh dan berilmu, tentu dalam proses mendidik anak, hubungan serta kedekatan antara orang tua dan anak akan terjalin dengan harmonis dan lebih baik.
Sumber : http://abiummi.com/4-fase-dalam-mendidik-anak-menurut-islam/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar