Madu memang belum diperbolehkan diberikan pada bayi yang belum genap berusia 1 tahun. Namun, madu untuk anak di atas usia 1 tahun justru dianjurkan, karena kandungannya lebih mampu mengurangi batuk dan gangguan tidur di malam hari, daripada obat pereda batuk dan antihistamin.
Sebagian besar obat batuk yang bisa diperoleh secara bebas maupun yang berdasarkan resep dokter sebenarnya tidak selalu direkomendasikan, namun juga tidak dilarang untuk menggunakannya. Yang menjadi pertimbangan adalah risiko efek sampingnya bagi anak-anak.
Madu di sisi lain, walau berbahaya bagi bayi yang belum genap berusia satu tahun, namun kandungan alaminya ternyata memiliki sifat antibakteri yang justru bermanfaat jika diberikan pada bayi yang sudah berusia lebih dari satu. Anak berusia satu tahun ke atas diperbolehkan mengonsumsi madu karena sistem pencernaan tubuhnya telah berkembang dengan baik, sehingga mampu mengusir spora yang berasal dari bakteri clostridium botulinum ke luar dari tubuh.
Hasil laboratorium lain yang berkaitan dengan madu menunjukkan bahwa madu mampu menghambat pertumbuhan bakteri salmonella dan E. coli yang menyebabkan diare pada anak-anak. Madu juga terbukti bisa digunakan untuk mengobati luka, borok, hidung tersumbat akibat alergi serbuk sari, dan sebagai pengganti gula pada penderita diabetes.
Madu juga memiliki kandungan antioksidan, yaitu penangkal radikal bebas yang mampu menjaga sel tubuh dari kerusakan. Semakin gelap warna madu, semakin tinggi pula tingkat antioksidannya.
Manfaat Madu untuk Anak yang Batuk
Batuk, hidung tersumbat, dan sakit tenggorokan adalah beberapa gejala utama dari gangguan saluran pernapasan atas yang paling banyak dialami dan memengaruhi balita dibanding orang dewasa. Gejala ini biasanya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, seperti pada penyakit flu atau pilek, dan membuat anak susah tidur di malam hari.
Pemberian madu untuk anak-anak terbukti mampu mengurangi gejala awal pilek yang paling umum, yaitu batuk. Manfaat madu dianggap mampu mengalahkan kandungan dextromethorphan dan diphenhydramine, yang umumnya terdapat pada obat batuk, dalam meredakan batuk dan gangguan tidur di malam hari.
Anak-anak yang diberikan 2–10 ml atau 1–2 sendok teh madu setiap malam sebelum tidur menunjukkan kualitas tidur yang lebih terjaga dan frekuensi batuk yang berkurang hingga lebih dari 50 persen.
Walau sebenarnya batuk memiliki efek yang baik bagi kebersihan saluran udara di rongga pernapasan, namun kondisi ini terkadang bisa menguras energi dan menjadi melelahkan bagi penderitanya. Pemberian madu untuk bayi yang berusia di atas satu tahun dapat memberi bayi dan juga orang tua kesempatan untuk beristirahat dengan tenang di malam hari.
Jangan lupa berdiskusi terlebih dulu dengan dokter sebelum Anda memberikan madu untuk anak yang sedang mengalami gangguan saluran pernapasan atau kondisi lain. Ingatlah, bahwa madu tidak boleh diberikan pada bayi yang belum berusia satu tahun.
Sebagian besar obat batuk yang bisa diperoleh secara bebas maupun yang berdasarkan resep dokter sebenarnya tidak selalu direkomendasikan, namun juga tidak dilarang untuk menggunakannya. Yang menjadi pertimbangan adalah risiko efek sampingnya bagi anak-anak.
Madu di sisi lain, walau berbahaya bagi bayi yang belum genap berusia satu tahun, namun kandungan alaminya ternyata memiliki sifat antibakteri yang justru bermanfaat jika diberikan pada bayi yang sudah berusia lebih dari satu. Anak berusia satu tahun ke atas diperbolehkan mengonsumsi madu karena sistem pencernaan tubuhnya telah berkembang dengan baik, sehingga mampu mengusir spora yang berasal dari bakteri clostridium botulinum ke luar dari tubuh.
Hasil laboratorium lain yang berkaitan dengan madu menunjukkan bahwa madu mampu menghambat pertumbuhan bakteri salmonella dan E. coli yang menyebabkan diare pada anak-anak. Madu juga terbukti bisa digunakan untuk mengobati luka, borok, hidung tersumbat akibat alergi serbuk sari, dan sebagai pengganti gula pada penderita diabetes.
Madu juga memiliki kandungan antioksidan, yaitu penangkal radikal bebas yang mampu menjaga sel tubuh dari kerusakan. Semakin gelap warna madu, semakin tinggi pula tingkat antioksidannya.
Manfaat Madu untuk Anak yang Batuk
Batuk, hidung tersumbat, dan sakit tenggorokan adalah beberapa gejala utama dari gangguan saluran pernapasan atas yang paling banyak dialami dan memengaruhi balita dibanding orang dewasa. Gejala ini biasanya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, seperti pada penyakit flu atau pilek, dan membuat anak susah tidur di malam hari.
Pemberian madu untuk anak-anak terbukti mampu mengurangi gejala awal pilek yang paling umum, yaitu batuk. Manfaat madu dianggap mampu mengalahkan kandungan dextromethorphan dan diphenhydramine, yang umumnya terdapat pada obat batuk, dalam meredakan batuk dan gangguan tidur di malam hari.
Anak-anak yang diberikan 2–10 ml atau 1–2 sendok teh madu setiap malam sebelum tidur menunjukkan kualitas tidur yang lebih terjaga dan frekuensi batuk yang berkurang hingga lebih dari 50 persen.
Walau sebenarnya batuk memiliki efek yang baik bagi kebersihan saluran udara di rongga pernapasan, namun kondisi ini terkadang bisa menguras energi dan menjadi melelahkan bagi penderitanya. Pemberian madu untuk bayi yang berusia di atas satu tahun dapat memberi bayi dan juga orang tua kesempatan untuk beristirahat dengan tenang di malam hari.
Jangan lupa berdiskusi terlebih dulu dengan dokter sebelum Anda memberikan madu untuk anak yang sedang mengalami gangguan saluran pernapasan atau kondisi lain. Ingatlah, bahwa madu tidak boleh diberikan pada bayi yang belum berusia satu tahun.
Sumber : alodokter.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar