Baru-baru ini ISIS merilis sebuah video yang sangat keji. Sebuah eksekusi mati yang benar-benar jauh dari nilai-nilai kemanusiaan bahkan tidak layak dilakukan untuk makhluk hidup selain manusia sekalipun. Mereka membakar seorang pilot Angkatan Udara Yordania yang merupakan seorang muslim. Kemudian menyebarkan prosesi eksekusi keji tersebut.
Kekejian yang dipertontonkan kelompok Khawarij ini benar-benar membuka mata semua lapisan masyarakat, baik kalangan cendekia maupun awam, bahwa Khawarij adalah sebuah aliran menyimpang yang sangat berbahaya. Ya, sebagian ulama semisal Syaikh Shaleh bin Saad as-Suhaimi hafizhahullah menyebut ISIS adalah Khawarij. Namun sayang, pengetahuan tersebut belum diikuti kesadaran akan percikan-percikan bunga api pemikiran ini. Masyarakat belum sadar bahwa provokasi kebencian kepada pemerintah yang zalim itu adalah bunga api pemikiran Khawarij yang bisa menjadi api besar dalam bentuk vonis kafir terhadap pemerintah yang zalim tersebut.
Sama halnya dengan ideolgi Khawarij. Ada lagi sebuah ajaran yang tidak kalah bahayanya dengan ideologi ISIS tersebut. Ideologi berbahaya ini kita kenal dengan nama ajaran Syiah. Sebuah ideologi ofensif yang menjadi doktrin Syiah yang belum disadari oleh banyak masyarakat. Riak-riak kecil konflik yang terjadi hanya dianggap sebagai gejala sosial biasa. Vonis kafir terhadap para sahabat Nabi, ideologi kebencian dan dendam yang mereka miliki, hanya dianggap sebagai angin lalu yang tak berarti.
Selain itu, Syiah juga lihai menutupi aib mereka. Berbeda dengan ISIS yang berani berterus terang. Sebagaimana yang terjadi di Suriah saat ini. Kekejaman dan kekejian yang dipraktikkan Syiah Bathiniyah di sana tidak kalah mengerikan seperti kelakuan ISIS saat ini. Bahkan kengerian dan kebiadaban Syiah di Suriah frekuensinya jauh lebih besar dari yang ISIS lakukan. Namun sekali lagi mereka pandai menutupi aib mereka dan tidak mau berterus terang.
Kita semua tidak mengharapkan Syiah mempraktikkan kebrutalan mereka sebagaimana kita saksiskan ISIS Khawarij melakukannya pada hari ini. Dan kita tidak ingin menyesal di hari penyesalan itu tidak lagi menjadi solusi. Oleh karena itu, berikut ini kami cuplikkan rekam jejak kekejaman Syiah yang bisa menjadi pelajaran bagi kita bersama. Inilah nama-nama pemimpin dan ulama yang dibunuh oleh kelompok Syiah:
Dari kalangan pemimpin-pemimpin Islam:
Khalifah al-Mustarsyid Billah, seorang khalifah Daulah Abbasiyah. Dibunuh pada tahun 529 H. Ia diserang oleh belasan orang Syiah Bathiniyah yang kemudian menikamnya dengan pisau.
Khalifah al-Rasyid, seorang khalifah Daulah Abbasiyah. Dibunuh pada tahun 532 H. Ia dibunuh para pemberontak Syiah di Kota Asbahan, Iran.
Mentri Nizham Malik, Qowamuddin Husein bin Ali bin Ishaq, dari Bani Saljuk. Pembunuhannya terjadi pada tahun 485 H. Seorang Syiah Bathiniyah datang kepadanya menyamar sebagai peminta-minta. Ketika telah dekat, ia menikamnya dengan pisau hingga sang mentri pun tewas terbunuh.
Mentri Nizham Malik, Abu Nashr. Terbunuh pada tahun 503 H. Orang-orang Syiah menyerangnya tatkala ia sedang shalat.
Mentri Abu al-Muhasin Abdul Jalill ad-Dahistani. Terbnuh pada tahun 495 H. Ia diserang oleh seorang pemuda Syiah Bathiniyah. Dengan sebab itu ia menderita beberapa luka parah yang mengantarkannya kepada kematian.
Mentri al-Kamal Abu Thalib as-Samirmi. Terbnuh pada tahun 516 H. Saat melewati sebuah jalan yang sempit, ia diserang oleh seorang Syiah hingga ia tewas.
Mentri al-Mu’in al-Malik (Abu Nashr). Terbunuh pada tahun 521 H. Ia terbunuh oleh seorang Syiah saat sedang bersantai. Pembunuh tersebut sengaja bekerja menjadi perawat kudanya untuk mewujudkan kekejiannya.
Mentri Adhuddin Abu al-Faraj bin Ra-isul Ru-asa. Terbunuh pada tahun 573 H. Orang-orang Syiah Bathiniyah membunuhnya dengan cara menyamar sebagai orang-orang miskin. Saat dalam perjalanan menunaikan ibadah haji, salah seorang di antara mereka mendekat kepadanya, lalu menyerangnya dengan pisau. Hal itu diikuti oleh beberapa orang lainnya hingga ia tewas terbunuh.
Mentri Nizham al-Malik Mas’ud bin Ali. Terbunuh oleh pengkhianat Syiah pada tahun 596 H.
Mentri Fakhrul Malik Abu al-Muzhaffir Ali bin Nizham al-Malik. Terbunuh pada tahun 500 H. Seorang pemuda Syiah mengadukan perihal kezaliman yang ia terima. Ia membawa selembar kertas yang berisikan masalahnya. Saat Mentri Fakhrul Malik membaca surat aduannya, pemuda itu menikamnya dengan khanjar (pisau Arab) hingga sang mentri terbunuh.
Amir Balkabek Sarmis (الأمير بلكابك سرمز). Terbunuh pada tahun 493 H. Para pemberontak Syiah Bathiniyah membunuhnya dengan pisau-pisau mereka.
Al-Amir Maudud. Terbunuh pada tahun 507 H. Ia dibunuh oleh orang-orang Syiah setelah menunaikan shalat Jumat di Masjid Jami’ Damaskus.
Al-Amir Ahmad bin Ibrahim al-Ruwadi. Terbunuh pada tahun 510 H. Seorang Syiah datang kepadanya sambil menangis, mengadukan bahwa ia telah dizalimi. Ia memberikan sebuah tulisan yang berisi keluhannya kepada al-Amir Ahmad. Ia ingin agar keluhan tersebut diajukan kepada Sultan. Ketika al-Amir Ahmad mengambil surat aduan tersebut dengan segera orang Syiah ini menikamnya hingga ia tewas.
Al-Amir Qasim Aaq Sanqar al-Barasqi (Arab: الأمير قسيم الدولة آق سنقر البرسقي). Terbunuh pada tahun 520 H. Ia diserang oleh belasan orang Syiah di Masjid Jami’ saat menunaikan shalat Jumat.
Al-Amir Tajul Muluk Buri bin Thaghtakin (Arab: الأمير تاج الملوك بوري بن طغتكين). Penyerangan terhadap dirinya terjadi pada tahun 525 H. Ia diserang oleh dua orang Syiah Bathiniyah dan berhasil melukainya. Namun saat itu, Amir Tajul Muluk Buri berhasil meloloskan diri dari maut, akan tetapi pengaruh luka dari serangan tersebut membuatnya wafat di tahun berikutnya.
Al-Amir Aaq Sanqar al-Ahmadili (Arab: الأمير آق سنقر الأحمديلي). Terbunuh oleh pengkhianat Syiah pada tahun 527 H.
Al-Amir Ughlamisy (Arab: الأمير أغلمش). Terbunuh oleh pengkhianat Syiah pada tahu 614 H.
Al-Amir Syihabuddin al-Ghuri. Orang-orang Syiah membunuhnya pada tahun 602 H karena takut akan dirinya dan kebijakannya terhadap orang-orang Syiah.
Al-Amir Jalaluddin bin Khawarizm Syah. Pengkhianat Syiah membunuhnya pada tahu 624 H.
Al-Amir Janahuddaulah Husein (Arab: الأمير جناح الدولة حسين). Terbunuh pada tahun 495 H. Tiga orang Syiah menyerangnya di Masjid Jami’ setelah ia menunaikan shalat Jumat.
Al-Amir Khalaf bin Mula’ib (Arab: الأمير خلف بن ملاعب). Dibunuh oleh pengkhianat Syiah pada tahu 499 H.
Al-Amir Syamsul Muluk Ismail bin Buri. Para pengkhianat Syiah membunuhnya pada tahun 529 H.
Al-Amir Barsiq al-Kabir (Arab: الأمير برسق الكبير). Terbunuh pada tahun 490 H oleh pengkhianat Syiah.
Al-Amir Saifuddin Akhu Ala’-uddin al-Ghuri (Arab: الأمير سيف الدين أخو علاء الدين الغوري). Para pengkhianat Syiah membunuhnya pada tahun 547 H.
As-Sultahn Daud bin as-Sulthan Mahmud (Arab: السلطان داود بن السلطان محمود). Terbunuh pada tahun 538 oleh pemberontak Syiah.
As-Sulthan Bektamur (Arab: السلطان بكتمر). Terbunuh pada tahun 589 H. Utusan Syiah datang menghadapnya dengan penampilan seorang sufi. Salah seorang dari utusan tersebut mendekat kepadanya untuk menceritakan kisahnya. Lalu orang itu tiba-tiba menikamnya dengan pisau hingga sultan pun tewas.
As-Sulthan Shalahuddin al-Ayyubi (Arab: السلطان صلاح الدين الأيوبي). Pada tahun 570 H, orang-orang Syiah mencoba untuk membunuhnya saat beliau berada di tengah pasukannya. Namun mereka gagal menjalankan misi tersebut.
Pada tahun 571 H, orang-orang Syiah kembali melakukan percobaan pembunuhan terhadap Shalahuddin al-Ayyubi saat beliau berada di Aleppo. Lagi-lagi upaya ini menuai kegagalan.
An-Na-ib Nashr Khan bin Arselan Khan Muhammad (Arab: النائب نصر خان بن أرسلان خان محمد). Dibunuh oleh pemberontak Syiah pada tahun 524 H.
Al-Muqrib Juhar (Arab: المقرب جوهر). Serombongan orang-orang Syiah datang menghadapnya dengan penampilan wanita. Saat al-Muqrib mendengarkan perkataan mereka, mereka pun membunuhnya.
Abu Shalih bin al-Ajmi. Dibunuh oleh serombongan orang-orang Syiah pada tahun 573 H.
Saudara dari al-Amir Qotadah, gubernur Mekah. Orang-orang Syiah membunuhnya pada tahun 608 H, di Mina saat musim haji.
Dari kalangan para ulama:
Abu al-Qasim bin Imam al-Haramain. Dibunuh oleh orang-orang Syiah pada tahun 492 H.
Al-Faqih Ahmad bin al-Husein al-Balkhi. Orang-orang Syiah membunuhnya pada tahun 494 H.
Al-Faqih Abdul Lathif bin al-Khajnadi. Dibunuh oleh orang-orang Syiah pada tahun 523 H.
Al-Faqih Abu al-Muhasin ar-Ruyani terbunuh pada tahun 499 H.
Al-Qadhi Abu al-Ala’ Musaid an-Naisaburi. Orang-orang Syiah membunuhnya pada tahun 499 H di Masjid Jami Asbahan.
al-Qadhi Ubaidullah bin Ali al-Khathibi. Terbunuh di masjid jami tahun 502 H, saat ia tengah melaksanakan shalat Jumat.
Al-Qadhi Sha’id bin Abdurrahman Abu al-Ala’. Terbunuh di hari raya Idul Fithri tahun 502 H di Kota Naisabur.
Al-Qadhi Abu Saad Muhammad bi Nashr al-Harwi. Orang-orang Syiah membunuhnya di Jami’ Hamdzan tahun 518 H.
Al-Wa’izh Abu Ja’far bin al-Masyath. Terbunuh pada tahun 498 H. Ia terbunuh saat turun dari kursinya seusai mengajar di masjid.
Al-Wa’izh Abu al-Muzhaffar al-Khajnadi. Terbunuh pada tahun 496 H. Sama halnya dengan Abu Ja’far, Abu al-Muzhaffir pun terbunuh saat ia turun dari kursi yang sering ia gunakan untuk mengajar di masjid, setelah selesai mengajar.
Inilah rekam jejak kejahatan Syiah dalam kurun sejarah Islam. Mereka menyimpan dendam. Jika ISIS beranggapan bahwa orang-orang yang tidak membaiat khalifah mereka adalah kafir dan berhak untuk diperangi, maka Syiah beranggapan setiap orang yang mengingkari akidah mereka yang menyimpang, maka akan dianggap sebagai musuh ahlul bait yang menyetujui terbunuhnya Husein. Karena itu layak dibunuh.
Sumber : http://kisahmuslim.com/4867-para-pemimpin-dan-ulama-yang-tewas-di-tangan-syiah.html
Kamis, 18 Mei 2017
Para Pemimpin dan Ulama Yang Tewas di Tangan Syiah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar