Memiliki buah hati yang baru saja lahir ke dunia dengan kondisi sempurna dan sehat, tentu menjadi hal yang didambakan oleh setiap ibu.
Tidak ada ibu yang akan bahagia melihat buah hati yang baru saja mereka lahirnya rupanya mengidap sebuah penyakit atau harus dihadapkan pada kenyataan yang pahit. Sebab sejatinya, buah hati tercinta yang baru saja mereka lahirkan kedunia tentu diharapkan bisa lahir dalam keadaan baik-baik saja dan tanpa adanya keluhan sedikitpun.
Nah, kondisi melahirkan buah hati yang sehat dan sempurna tentu tidak didapat dengan mudah atau semua ibu akan melahirkan anak yang sehat. Untuk mendapatkan hal ini, perlu sedikitnya penunjang yang akan menjamin kesehatan buah hati dan kelahirannya yang sempurna. Agar bisa memiliki buah hati yang lahir dengan sehat, maka segala upaya perlu dilakukan pada saat masa kehamilan. Itulah mengapa, pentingnya asupan makanan dan minuman yang bergizi adalah hal yang perlu diperhatikan selama masa kehamilan.
Selama masa kehamilan, setiap ibu dituntut untuk dapat memenuhi asupan kebutuhan gizi dan nutrisi yang diperlukan oleh tubuh dan si buah hati dalam perut ibu. Hal ini tentunya dilakukan guna mendukung tumbuh kembang si buah hati dalam rahim ibu agar dapat berjalan dengan sempurna tanpa terkendala dengan masalah.
Mulai dengan menjauhi jenis makanan tertentu sampai dengan melakukan beberapa kegiatan sehat akan mungkin mendukung ibu guna mendapatkan kehamilan yang sehat dan bisa menghadapi kelahiran yang aman dengan buah hati yang sehat. Beberapa hal ini adalah hal yang akan mendukung ibu mendapatkan bayi yang sehat dengan tumbuh kembang yang lancar.
Akan tetapi, tetap saja meski sebagian orang sudah berusaha keras untuk selalu mencukupi dan memperhatikan asupannya. Masalah datang seperti tanpa permisi, tanpa pemberitahuan dan tanpa aba-aba masuk dan berulah begitu saja.
Masalah yang menyerang pada bayi baru lahir, akan tentu saja menjadi hal yang menyeramkan dan menjadi mimpi buruk untuk setiap orangtua. Betapa tidak, impian besar mereka seolah direnggut begitu saja, tatkala mengetahui kenyataan pahit bahwa buah hati mereka rupanya mengalami gangguan kesehatan. Jangankan masalah yang besar, masalah kecil saja umumnya akan membuat setiap ibu menjadi panik dan cemas bila berkaitan dengan buah hatinya.
Betapa tidak, tak tega rasanya melihat buah hati kita yang masih begitu kecil harus menahan kesakitan atau dirundung dengan penyakit yang terus menggerogoti tubuhnya. Belum lagi, kondisi yang "khusus" yang tidak dialami oleh bayi lain akan menyerang bayi anda dan membuat mereka harus mendapatkan perlakuan "istimewa" dibandingkan dengan bayi pada umumnya.
Meskipu selama masa kehamilan, asupan gizi dan nutrisi selalu diupayakan dengan baik. Namun nyatanya, saat hari kelahiran tiba dan dokter menyatakan si buah hati mengalami gangguan kesehatan, rasanya tak percaya dan bertanya-tanya apa yang salah dengan pola hidup yang anda jalankan selama masa kehamilan?
hati-hati-testis-tidak-turun-pada-bayi.jpg
Seperti salah satunya adalah masalah kesehatan yang mungkin menyerang bayi laki-laki saat yang akan dibahas kali ini. Adalah kondisi testis yang tidak turun pada bayi yang harus menjadi waspada dan kehati-hatian yang besar.
Sebab 3 dari 100 bayi laki-laki, lahir dengan buah zakar atau testis yang tidak turun ke kantungnya. Lantas apakah kondisi ini sebenarnya? Mari cari tahu lebih dalam dibawah ini.
Apa Itu Testis Tidak Turun Pada Bayi?
Testis tidak turun pada bayi dikenal pula dengan sebutan undescended testicle dalam bahasa kedokteran, yang mana ini artinya adalah kondisi testis yang belum pindah ke posisi yang tepat didalam kantong kulit yang tergantung dibawah alat kelamin bayi laki-laki (skrotum), sebelum si anak dilahirkan. Kondisi ini biasanya terjadi pada salah satu bagian testis, akan tetapi sekitar 10 persen kasus terjadi pada kedua bagian testis.
Kondisi testis yang tidak turun cukup umum terjadi pada bayi laki-laki yang lahir prematur atau lahir dengan kondisi tubuh yang amat kecil.
Kondisi testis ini umumnya akan dapat turun dengan sendirinya dalam waktu 6 bulan setelah si bayi dilahirkan ke dunia. Jadi demikian, saat orangtua mendapati testis pada si bayi belum turun, sebaiknya tidak terlalu panik, karena proses ini masih akan terus berjalan seiring berjalannya waktu.
Akan tetapi bila setelah kurun waktu tersebut rupanya testis masih tidak turun, maka sebaiknya segera konsultasikan masalah ini dengan dokter.
Apa Itu Penyebabnya?
Hingga sampai saat ini, dokter belum benar-benar mengetahui apa penyebab atau sumber yang dapat memicu kondisi ini dapat terjadi pada bayi. Kombinasi faktor genetik, kesehatan ibu, dan faktor lingkungan sekitar disebut-sebut dapat menyebabkan gangguan pada hormon. Selain itu, perubahan fisik dan aktivitas yang dapat mempengaruhi perkembangan testis pun disebut-sebut dapat menimbulkan kondisi ini dapat terjadi.
Pada saat perkembangan jani didalam rahim ibu, testis akan mulai turun dengan perlahan seiring dengan berjalan waktu hingga ke dalam bagian perut.
Dan pada saat beberapa bulan terkahir menjelang persalinan proses ini akan terus berjalan sehingga testis akan terus turun melalui kanalis inguinalis didaerah bagian selangkangan, hingga pada akhirnya masuk kebagian skrotum. Pada kondisi gangguan undescended testicle, proses tersebut terhenti atau terhambat.
Apa Saja Gejalanya?
Umumnya kondisi ini akan cukup sulit dideteksi, sebab kondisi ini tidak menyebabkan rasa sakit pada bayi atau tidak menimbulkan gejala lain yang dapat meningkatkan rasa waspada anda pada si kecil. Adapun beberapa kondisi yang dapat diwaspadai bila terjadi beberapa hal berikut ini. Seperti skrotum bayi mungkin terlihat lebih halus, kurang berkembang (baik dibagian satu sisi ataupun kedua bagianya), atau terlihat kecil dan datar. Bahkan pada saat anda merabanya, anda tidak merasakan benjolan pada bagian tersebut.
Kondisi testis yan tidak turun bisa terpuntir didalam perut (torsio testis), sehingga kondisi ini akan dapat menganggu produksi sperma di kemudian hari pada si bayi. Bukan hanya itu, resiko lain yang mungkin dialami oleh si bayi adalah meningkatkan risiko hernia dan kanker testis.
Pada saat bayi pertama kali dilahirkan ke dunia, umumnya dokter akan memeriksa bagian skrotum bayi. Apabila testis tidak ditemukan dibagian skrotum, maka dokter akan melakukan pemeriksaan ulang pada si bayi saat usianya mulai menginjak 3 bulan atau 6 bulan.
Diagnosa Oleh Dokter
Bila rupanya setelah dilakukan pemeriksaan pada usia 3 atau 6 bulan pada bayi dan dokter masih tidak menemukan testis dibagian skrotum. Maka pemeriksaan lanjutkan akan dilakukan guna menindak lanjuti kondisi ini.
Pemeriksaan fisik dilakukan guna memastikan bahwa salah satu atau kedua testis tidak berada dibagain skrotum. Testis yang tidak turun mungkin bisa teraba dan mungkin juga tidak bisa teraba pada bagian dinding perut yang letaknya berada diatas skrotum.
Apabila testis masih tidak teraba, maka akan dapat dilakukan pembedahan guna menunjang diagnosa dan sekaligus untuk terapi. Adapun beberapa metode pembedahan yang dilakukan diantaranya adalah:
Pembedahan Laparoskopi
Metode pembedahan ini adalah sebuah tindakan yang dilakukan dengan menggunakan sebuah selang kecil dengan dilengkapi fitur kamera dibagian ujungnya. Yang mana selang ini akan dimasukkan kedalam perut si anak melalui sayatan. Metode pembedahan laparoskopi dilakukan guna menentukan posisi testis didalam perut.
Metode ini pun dapat menunjukan apakah dalam perut terdapat testis atau tidak, atau mungkin hanya terlihat sisa jaringan testis kecil yang suah tidak lagi berfungsi dimana jaringan ini perlu diangkat. Akan tetapi, tak perlu khawatir metode pembedahan ini aman selama dilakukan oleh dokter ahli dan akan dapat mudah sembuh.
Bedah Terbuka
Metode pembedahan lain adalah dengan melakukan pembedahan terbuka. Yakni eksplorasi langsung melalui operasi perut atau dibagian selangkangan. Hanya saja, metode ini terbilang cukup jarang dilakukan.
Bagaimana Penanganannya?
Anda mungkin akan merasa khawatir setelah melihat dan memahami pembahasan diatas sehingga bentuk penanganan akan sangat anda butuhkan.
Penanganan terbaik untuk kasus ini adalah dengan menyerahkan pengobatan ke dokter. Dokter biasanya akan menyerankan untuk menunggu dan melihat perkembangannya untuk bayi yang baru saja dilahirkan.
Bila rupanya kondisi ini masih berlanjut dan testis tak kunjung turun, maka dokter akan merekomendasikan pembedahan pada si kecil melalui operasi. Bedah ini umumnya akan dilakukan ketika bayi berusia 9 sampai dengan 15 bulan. Operasi pembedahan ini cukup aman dan efektif. Dan kebanyakan bayi akan dapat sembuh dengan cepat.
Adapun pengobatan lain yang juga dilakukan adalah dengan menggunakan terapi hormon. Terapi ini akan dapat bekerja dalam membantu turunnya testis ke tempat seharusnya yakni kebagian dalam skrotum pada bayi. Hanya saja, terapi ini umumnya akan dapat menimbulkan efek samping pada bayi anda. Untuk terapi lain anak bisa mendapatkan suntikan hormon HCG (Human Chorionic Gonadotropin) untuk membuat bagian testisnya segera turun kebagian bawah.
Operasi pengobatan ini amat penting dilakukan sebab memiliki testis yang tidak turun akan dapat meningkatkan resiko terhadap kondisi lain dalam tubuh, seperti diantaranya adalah:
Infertilitas.
Masalah pertama yang akan mungkin dihadapi dan mempengaruhi kesehatan bayi dimasa depan adalah adanya infertilitas atau masalah kesuburan.
Kerusakan kemampuan testis menghasilkan sperma dapat terjadi sejak anak berusia 1 tahun atau 12 bulan. Itulah mengapa dokter akan menyarankan penanganan testis pada bayi yang tidak turun ke bagian skrotum dilakukan pada saat bayi berusia 1 tahun dan tidak lebih dari usia 24 bulan.
Kanker Testis
Masalah selanjutnya yang mungkin dihadapi oleh anak bayi yang mengalami testis tidak turun adalah kondisi kanker testis.
Pria yang lahir dengan kondisi testis tidak turun akan meningkatkan risiko lebih tinggi terhadap kanker testir dibandingkan dengan mereka yang tidak menghadapi masalah ini. Akan tetapi, jenis kanker ini akan dapat disembuhkan apabila kondisi ini terdeteksi lebih awal.
Demikianlah beberapa hal yang dapat disampaikan dari ancaman kondisi testis tidak turun pada bayi. Pada intinya, setiap masalah yang menyerang kesehatan adalah penting untuk segera diatasi sebelum masalah tersebut berubah menjadi petaka yang akan membahayakan nyawa seseorang.
Apalagi pada bayi, system imun yang belum terbentuk dengan kuat, akan cenderung membuat bayi rentan terkena gangguan penyakit. Segera atasi segala macam penyakit sebelum terlambat.
Sumber : http://bidanku.com/hati-hati-kondisi-testis-tidak-turun-pada-bayi
Jumat, 12 Mei 2017
Hati-Hati! Kondisi Testis Tidak Turun Pada Bayi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar