Godaan makanan yang begitu beragam, mulai dari bentuk, rasa, warna, hingga kemasannya, bisa membuat kita tidak kuasa menahan diri untuk mencicipinya, walaupun sebenarnya tidak lapar. Tanpa disadari, kita sudah makan terlalu banyak. Itu namanya kelebihan makan alias overeating. Hal ini tentu tidak baik untuk kesehatan, apalagi jenis makanan olahan yang tinggi gula, garam, serta lemak jahat.
Kelebihan makan bisa memicu obesitas yang pada akhirnya mengundang berbagai gangguan kesehatan, seperti diabetes, hipertensi, kolesterol tinggi, penyakit jantung, asma, sebagian kanker, serta sleep apnea. Selain itu, makan dengan jumlah terlalu banyak sekaligus bisa menyebabkan masalah lambung. Oleh karena itu, kita harus belajar untuk kembali menyeimbangkan pola makan.
5 Strategi Jitu Menghentikan Kebiasaan Makan Berlebih - Alodokter
Lalu bagaimana mengakalinya? Cobalah 5 strategi menghentikan overeating berikut ini.
Sadari apa yang membuatmu kelebihan makan. Saat sudah menyadarinya, kamu bisa mulai mencari cara untuk memastikan bahwa dirimu sudah tidak lapar. Dengan begitu, kamu bisa lebih teguh untuk mengendalikan makan. Berikut adalah beberapa faktor yang membuat kita bisa kelebihan makan.
Emosional. Sebagian orang memilih makan sebagai respons emosi, dengan kata lain bukan karena rasa lapar. Seringkali tujuannya untuk membuat nyaman, mengusir rasa bosan, marah, resah, kesepian, kelelahan, tegang, stres, atau depresi.
Sosial. Kelebihan makan bisa terjadi ketika berada di sekeliling orang-orang yang sedang makan. Kamu jadi terpancing untuk ikut makan bersama mereka.
Situasional. Kamu makan karena ada kesempatan, misalnya sedang melewati toko roti dan akhirnya jadi tertarik untuk makan roti.
Fisiologis. Kelebihan makan juga bisa disebabkan oleh faktor fisik, misalnya kamu kelaparan karena melewatkan sarapan, sehingga bernafsu untuk makan banyak, atau kamu cenderung makan untuk menghilangkan sakit kepala maupun sakit lainnya.
Bila keinginan makanmu disebabkan oleh salah satu faktor di atas, cobalah minum segelas air dan tunda makan selama 10 menit. Gunakan 10 menit itu untuk berjalan kaki, melakukan pemanasan, membaca majalah, mengobrol, latihan pernapasan atau aktivitas ringan lainnya yang bisa mengalihkan keinginan makan. Dengan begitu, kamu menjadi lebih peka dengan kebutuhan diri yang sebenarnya.
Langkah ini dapat membantu membuat waktu makanmu tidak dikendalikan oleh stres. Secara bertahap, tingkatkan waktu tunda tersebut menjadi 15 menit, kemudian 20 menit, dan seterusnya.
Terkadang, langkah mengalihkan keinginan makan di atas belum cukup untuk mengelola kebiasaan makan karena stres. Kamu memerlukan latihan relaksasi, meditasi, atau konseling dengan psikolog untuk mengatasi masalah emosi yang membuatmu kelebihan makan.
Perhatikan asupan gula dan garam. Bila kamu benar-benar menginginkan makanan manis, ambilah potongan yang kecil dan makan secara perlahan-lahan. Nikmati tiap gigitannya. Sementara untuk makanan yang asin, pilihlah yang rendah garam atau natrium, seperti kacang tanpa garam. Bacalah informasi kandungan gizi pada kemasan.
Nikmati makananmu secara optimal. Jauhkan dulu komputer, telepon genggam, dan segala gawaimu untuk beberapa saat. Jangan makan sambil bekerja atau menonton televisi, agar kamu bisa menikmati makananmu. Ini adalah kesempatan untuk mengistirahatkan pikiran. Selama makan, cobalah meresapi kelaparan dan kepuasanmu. Sebagai hasil tambahan, kini kamu bahkan bisa menjadi lebih produktif setelah makan.
Setiap ingin makan atau mengonsumsi camilan, pilihlah makanan sehat. Simpanlah makanan sehat di rumahmu dan hindari makanan yang tidak sehat, seperti makanan olahan, makanan yang tinggi lemak jahat atau mengandung banyak gula, garam, dan bumbu penyedap buatan (MSG) yang terkait dengan obesitas.
Sumber : http://www.alodokter.com/5-strategi-jitu-menghentikan-kebiasaan-makan-berlebih
Minggu, 16 April 2017
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar