Breaking

Selasa, 10 Januari 2017

Inilah Lima Hal yang Perlu Disegerakan

Alhamdulillah. Segala puji hanya milik Alloh Swt. Semoga Alloh Yang Maha Menatap, menggolongkan kita sebagai orang-orang yang tiada pernah berhenti bermujahadah memperbaiki diri. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda nabi Muhammad Saw.


Imam Ibnu Hatim menerangkan bahwa ada 5 (lima) hal yang perlu disegerakan. Pertama, menjamu tamu. Jangan ditunda-tunda dalam memberi suguhan kepada tamu. Jangan ditunda-tunda sampai tamu tersebut hendak pulang, segerakanlah. Kedua, menguburkan jenazah.

Ketiga, menikahkan anak gadis jika sudah datang jodohnya. Ini perlu disegerakan, karena jika ditunda-tunda bisa menimbulkan fitnah. Bagi para orangtua yang punya anak gadis dan sudah datang jodohnya, jika sudah istikhoroh dan cukup syarat dan rukunnya, maka segerakan menikahkan mereka. Ditunda-tunda hanya akan mengundang maksiat.
Keempat, menyegerakan bayar utang. Utang adalah urusan yang penting. Utang perlu disegerakan untuk dilunasi, karena utang bisa menjadi penghalang kebahagiaan di akhirat. Orang yang punya utang tapi tidak berniat melunasi, maka pencuri namanya. Orang yang punya utang, sudah diberi kemampuan untuk melunasi oleh Alloh, tapi dia tetap tidak melunasi, maka zholim namanya.

Kelima, taubat. Inilah urusan yang paling besar di antara lima urusan yang perlu disegerakan. Taubat jangan ditunda-tunda. Setiap perbuatan dosa sekecil apapun segeralah taubati seiring tekad untuk tidak mengulanginya lagi. Menunda-nunda taubat sama saja seperti menantang takdir, karena saat pintu taubat masih terbuka lebar tidak dimanfaatkan sebaik mungkin untuk bertaubat. Padahal kematian tidak pernah diketahui kapan dan dimana datangnya.

Alloh Swt. berfirman, “..Sesungguhnya Alloh menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. Al Baqoroh [2] : 222)
Semoga kita termasuk orang yang bersegera dalam beramal sholeh. Aamiin yaa Robbal ‘aalamiin.[]

Oleh: KH. Abdullah Gymnastiar ( Aa Gym )
Beliau adalah pengasuh pondok pesantren Daarut Tauhiid Bandung – Jakarta.
Editor : Rashid Satari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar